Thursday, October 7, 2010

CAH SEMARANG PUNYA GAWE

Atlas Betta Community Contest IV



Semarang, 3 Oktober 2010


Jauh sebelum perhelatan bertajuk Atlas Betta Community Contest ini berlangsung, perang urat syaraf terus dilancarkan dari tiap kubu. Ini pertanda begitu rindunya para pecinta komunitas ikan cupang hias terhadap keberadaan event kontes ikan cupang hias di Indonesia. Tengok saja tulisan dinding dalam sebuah situs jaringan social milik Agung Bettaholic:


Pasukan dibariskan dan diperiksa untuk terakhir kali sebelum diberangkat, dan semoga kalian berprestasi


Tulisan ini kemudian menjadi pemicu bentuk persaingan secara sehat, yang kemudian menjadi sebuah diskusi tak langsung lewat komentar-komentar membangun diiringi kelakar dari yang lain. Hal ini sudah lumrah terjadi, terkait kedekatan dari tiap


Tulisan dan komentar yang ada pada tiap dinding jaringan sosial dunia maya tersebut menegaskan kerinduan mendalam akan suasana kekeluargaan penuh canda yang kerap terjadi dalam pelaksanaan kontes. Bagaimana tidak, terhitung hampir sebulan lamanya kontes nasional dilaksanakan, sejak pelaksanaan Kaisar United Charity Contest yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan kemarin.



Ajang Atlas Betta Community Contest yang menginjak kali ke-4 ini juga dimanfaaatkan bagi para pecinta ikan cupang hias untuk bersilaturahmi dan memohon maaf lahir dan bathin. Karena dengan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini, otomatis komunikasi yang terjalin hanya mengandalkan dunia maya semisal facebook, indobettas, inbs atau situs-situs dunia maya lain.





Dua jempol untuk tuan rumah



Adalah Johan Purnomo, atau akrab dipanggil dengan “Pak De”. Seakan tak ingin melepaskan kesempatan ini untuk membuktikan bahwa cah semarang bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk setiap anggota komunitas pecinta ikan cupang hias Indonesia.Tengok saja, bagaimana dering telefon seluler peserta bordering hanya sekedar memastikan setiap langkah kedatangan teman-teman dari luar Semarang. Kekhawatiran sempat terbersit karena tersurat kabar akan kecelakaan kereta api di Bilangan Stasiun Petarukan-Pemalang yang memakan korban 34 jiwa sontak membuat Pak De dag dig dug.



Kami baik – baik saja, sekarang posisi sudah memasuki stasiun Weleri” Ujar Pur (Betta Butterfly) yang berangkat menggunakan angkutan Kereta Api menuju Semarang.



Oh, kami bisa turun di Poncol saja ya?” tambah Pur.



Diseberang sambungan, Pak De meminta Maman, Arif, Boyliem, Elnino dan Pur untuk menunggu karena beliau dan Tim akan menjemput. Ini adalah salah satu bentuk layanan tuan rumah yang bisa di tiru bagi tiap kota yang menjadi tuan rumah pelaksanaan kontes ikan cupang hias.



Benar saja, tak lama kaki mendarat di kota semarang, sebuah mobil keluarga berwarna biru juga sudah memasuki gerbang stasiun. Walaupun sebenarnya letak penginapan hanya berkisar 20 M dari stasiun poncol. Dengan sigap Wisnu menaikkan semua barang bawaan peserta ke dalam mobil. Pak De juga tak segan untuk mengantarkan tiap peserta ke lokasi kontes yang terletak sekitar 4 km dari penginapan.



Bekerja dengan sigap juga dilakukan oleh tim Atlas Betta Community (ABC) di tempat kontes, mulai dari penyediaan rak, akuarium, pengisian air sampai penempatan ikan berdasarkan kelas. Walau jelas dari raut muka anggota tim, kelelahan tak bisa disembunyikan. Terkadang di sela konte mereka lakukan untuk sekedar meregangkan otot, di pojok-pojok rak seraya terus mengingatkan peserta untuk menjaga ketertiban penilaian dan pelaksanaan kontes. Untuk segala upaya yang dilakukan oleh teman-teman di Semarang, layak mendapatkan acungan jempol.



Kontes ABC-IV ini juga diiringi oleh cuaca yang tak menentu. Pagi hari yang cerah tidak menjamin akan bertahan hingga petang, karena cuaca bisa berubah tiap saat. Terlebih hujan yang turun pada sore harinya. Untungnya kontes dilakukan Pondok Daun yang terlindung dan ruang yang cukup luas. Perubahan juga terjadi pola penempatan ikan, dari menggunakan meja, menjadi rak yang bisa menghemat ruang cukup untuk menampung peserta.



Sebelum penentuan juara dilakukan oleh tim juri, kesempatan ini dilakukan oleh Abu, Agung, dan teman-teman lain untuk mengguyur Anton Karnawan (53), yang terkenal dengan suara lantangnya, kebetulan pada saat itu merayakan ulang tahunnya. Walaupun beliau terbilang sepuh diantara yang lain, namun perlakuan tersebut diterima dengan suka cita, tanpa mengurangi rasa hormat satu sama lain. Diiringi ucapan dan jabat selamat dari Hendra S, Pak De, Fuad, dan peserta yang hadir hari itu. Sayangnya kontes ini tak bisa dihadiri oleh ketua BMII periode 2009-2011 Harry Setiawan, yang karena satu lain hal harus melewati kebahagiaan pecinta cupang hias lainnya. Namun tanpa mengurangi tanggung jawabnya, beliau telah menyebarkan hasil riungan BMII yang dilakukan seminggu sebelumnya di kediaman Maulana, kepada seluruh jajaran melalui surat elektronik. Hasil riungan ini yang kemudian akan dibahas dalam rapat akbar yang sedianya dilakukan pada awal Oktober nanti.



Berakhirnya Perjalanan si Abu



503 adalah angka yang terbilang fantastis untuk pelaksanaan kontes di luar Jabodetabek. Konsistensi jumlah ikan yang turun seakan makin menegaskan masih tingginya animo pecinta cupang untuk terus memajukan cupang di Indonesia.



Cukup enam kali si Abu merengkuh predikat Grand Champion. Terbukti gelar tersebut harus rela diserahkan pada barisan dasar gelap lain. Ajang kontes di Pondok Daun kemarin layaknya menegaskan bahwa perjalanan Abu harus terhenti. Namun gelar ini masih dipegang oleh Bekasi. Adalah Bahrul Alam, pemuda asal Timur Jakarta ini, datang dengan tekad kuat ke Pondok Daun, dan perjuangan itu membuahkan hasil.



Demikian juga yang terjadi dalam perebutan gelar Juara Umum. Walaupun Grand Champion dari Kelas Serit dan Halfmoon berhasil diraih Tim Abu Fardin, namun harus bisa berlapang dada untuk menyerahkan gelar Juara Umum ke tangan Kaisar United Banten hanya dengan selisih 4 poin. Dengan gelar ini juga, Kaisar United Banten berhak membawa Piala Bergilir Atlas Betta Community yang menjadi cirri khas dalam pelaksanaan kontes di Semarang, selain adanya kelas Serit ukuran Besar (Jumbo-red).


Tak lupa Pelaksana mengucap terima kasih sebesar-besarnya atas segala partisipasi Melinda Key (Tangerang), Hendra Satelit (Surabaya), 13 Betta Pekanbaru, Manado Betta Club, dan teman-teman yang tak bisa disebutkan satu persatu.


Yang jelas pelaksanaan kontes Atlas Betta Community Contest IV kemarin akan menjadi stepping stone terhadap kesiapan pelaksanaan Liga Cupang Indonesia yang rencananya bergulir mulai awal 2011 nanti.


Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

3 comments:

  1. Mas, punya foto ikan cupang Halfmoon Marble yg juara di Semarang tanggal 9 Okober kemarin? Kalo punya postingin dong, aku mau lihat. Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
  2. punten, ini siapa ya?

    mohon maaf saya tidak bisa upload foto-fotonya karena saya tidak membawa alat dokumentasi, kalo gak salah panitia sudah mempunyai bidang dokumentasi sendiri. silahkan hubungi panitia

    ReplyDelete
  3. massss mantabbb massss

    ReplyDelete