Thursday, March 4, 2010

Memperkuat Strain dengan Hubungan Sedarah? Amankah

Perkawinan sekerabat (Ing. inbreeding) atau penangkaran sanak dalam biologi diartikan sebagai perkawinan antara dua individu yang masih memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Dalam bahasa sehari-hari dikenal istilah incest atau muhrim yang memiliki kedekatan makna. Meskipun mirip dengan hubungan kekerabatan yang dikenal dalam silsilah manusia atau hukum agama, pengertian dalam biologi mencakup pula perkawinan/pembuahan sendiri (Ing. selfing atau self fertilisation). Hubungan kekerabatan (Ing. relatedness atau relationship) ini biasanya dikuantifikasi dengan beberapa ukuran (seperti koefisien konsanguinitas dari Jacquard, koefisien kesekerabat atau inbreeding coefficient, dan kovarians kekerabatan).

Perkawinan sekerabat yang banyak dikaji dalam biologi biasanya yang dianggap memiliki pengaruh ekonomi (baik menguntungkan maupun merugikan)

Hubungan sedarah diketahui berpotensi tinggi menghasilkan keturunan yang secara biologis lemah, baik fisik maupun mental (cacat), atau bahkan letal (mematikan). Fenomena ini juga umum dikenal dalam dunia hewan dan tumbuhan karena meningkatnya koefisien kerabat-dalam pada anak-anaknya. Akumulasi gen-gen pembawa 'sifat lemah' dari kedua tetua pada satu individu (anak) terekspresikan karena genotipe-nya berada dalam kondisi homozigot.

Secara sosial, hubungan sedarah dapat disebabkan, antara lain, oleh ruangan dalam rumah yang tidak memungkinkan orangtua, anak, atau sesama saudara pisah kamar. Hubungan sedarah antara orang tua dan anak dapat pula terjadi karena kondisi psikososial yang kurang sehat pada individu yang terlibat. Beberapa budaya juga mentoleransi hubungan sedarah untuk kepentingan-kepentingan tertentu, seperti politik atau kemurnian ras.

Akibat hal-hal tadi, hubungan sedarah tidak dikehendaki pada hampir semua masyarakat dunia. Semua agama besar dunia melarang hubungan sedarah. Di dalam aturan agama Islam (fiqih), misalnya, dikenal konsep muhrim yang mengatur hubungan sosial di antara individu-individu yang masih sekerabat. Bagi seseorang tidak diperkenankan menjalin hubungan percintaan atau perkawinan dengan orang tua, kakek atau nenek, saudara kandung, saudara tiri (bukan saudara angkat), saudara dari orang tua, kemenakan, serta cucu.


Memperkuat Strain Betta melalui Incest atau Inbreed
Dalam Memperkuat Strain, kadang dilakukan dengan cara mengawinkan tetua (F0) dengan keturunannya, dengan harapan akan "mengunci" galur yang diinginkan oleh si breeder.

penjelasan sederhana:
P0a (Red Dragon) male X P0a (Red Dragon) akan melahirkan F1a male dan F1a Female

kemudian:
P0a Male X F1a Female --> F2'a male dan F2'a female
dengan sifat-sifat fenotif yang menjadi target "cetakan" breeder.

dan F1a male dan F1a Female --> F2a male dan F2a female

demikian seterusnya.

Harap diingat bahwa makin diturunkan antar keturunan sedarah, maka resiko dan sifat resesif akan semakin besar. Jangan kaget bila suatu saat, keturunan tersebut akan timbul cacat, infertile (mandul atau tidak subur) dan bahkan mematikan. ada kemungkinan bila ini terus dilakukan tidak keluar lagi sifat dominan (sifat-sifat yang diinginkan peternak), justru 100% sifat yang muncul adalah sifat resesif.

contoh paling populer

Kita tentu ingat bagaimana satu garis keturunan kerajaan inggris (Victoria) pada abad ke-19 mengalami kepunahan keturunan. Secara garis keturunan dapat digambarkan sebagai berikut:

Victoria (Alexandrina Victoria) (lahir di Istana Kensington, London, Inggris, 24 Mei 1819 – meninggal 22 Januari 1901 pada umur 81 tahun) adalah Ratu dari Britania Raya dan Irlandia dari 20 Juni 1837, dan Ratu India dari 1 Januari 1877, hingga wafatnya pada 1901. Pemerintahannya berlangsung lebih dari 63 tahun, lebih lama dari raja atau ratu Britania manapun. Pemerintahan Victoria ditandai oleh ekspansi besar-besaran dari Imperium Britania. Zaman Victoria adalah puncak dari Revolusi Industri, suatu masa perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang penting di Britania Raya. Pada masa tersebut, Imperium Britania mencapai puncaknya dan menjadi suatu negara adi kuasa yang digjaya.

Victoria, yang hampir sepenuhnya berdarah Jerman (kecuali dari leluhurnya Sophia dari Hanover yang merupakan cucu dari garis perempuan dari James I), adalah ratu terakhir dari Dinasti Hanover; penggantinya, Raja Edward VII berasal dari Dinasti Saxe-Coburg dan Gotha.

Garis keturunan Victoria mempunyai satu sifat resesif dan diturunkan yaitu "hemofilia", penyakit ini termasuk mematikan,

menurut salah satu ensiklopedia populer tentang hemofilia menyebutkan:
Hemofilia adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan. hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa. hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat.

dan berikut gambaran garis keturunan Victoria yang mengidap hemofilia


Memang penting untuk meningkatkan kualitas dari ikan cupang yang dihasilkan dari hasil pembiakkan kita. tapi harus dipikirkan juga bahwa dampak dari melakukan in-breeding secara terus menerus. Bukan hal mustahil bila suatu saat kita tifak akan berhasil sama sekali dalam membiakkan dan menurunkan F10 karena sifat resesif tidak bisa dihilangkan, cuma bisa disamarkan, dan suatu saat pasti akan muncul.

Ada baiknya untuk merogoh kocek lagi untuk mencari galur lain, yang serupa dari jenis yang akan kita biakkan (tidak sedarah) dari luar lubuk untuk menjaga kelestarian jenis cupang yang kita populerkan.

source: Wikipedia. Grolier Ensiklopedia. Lethal Biology (McGraw-Hill Books)

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

No comments:

Post a Comment