Thursday, April 22, 2010

BMII Press Release: Rebut Kembali Kejayaan Serit ke Indonesia


Siapa yang berani merubah kalimat diatas? Harus berhadapan dulu dengan para pecinta cupang hias di seluruh pelosok Indonesia. Mulai dari petani, hobiis sampai penggila ikan hias asli Indonesia ini pasti tak rela kalau sampai produk aslinya berkibar dengan bendera orang lain.

Mungkin demikian sepintas yang bisa ditangkap dari kegemasan beberapa peternak kawakan, dan pecinta ikan hias dengan melihat kenyataan bahwa dalam kontes-kontes ikan cupang hias (Show Betta) yang diadakan, untuk kelas Crowntail selalu disandang oleh peserta dari luar Indonesia.

Kenyataannya, sejarah lahirnya strain baru dalam dunia ikan cupang hias dengan kemunculan ekor mahkota atas nama A Yusuf pada tahun 2006 begitu mencengangkan. Sejarah lahirnya si ekor mahkota ini, tak lepas dari keuletan beliau pada tahun 1997 dalam menyilangkan Indukan Impor thai warna biru berekor delta dan bergerigi (oleh peternak lokal disebut gir-red), hingga akhirnya muncul empat cupang serit pertama berwarna biru, hijau, abu-abu dan maskot (Cambodian).

Kemunculan Ikan Cupang Serit dipublik dimulai pada Agustus 1998. Tidak menjadi juara, namun banyak diminati karena keunikan sirip dan ekor yang seakan-akan robek dan rusak, namun membentuk keteraturan sendiri. Keunikan inilah yang kemudian menggugah para peternak cupang di Indonesia untuk terus mengembangkannya.

Crowntail
, adalah sebuah karya cipta tinggi dari anak negeri ini. Ikan ini juga yang mengangkat sederet nama seperti; Ahmad Yusuf Kamil, Subur Djaelani (Asiong), Henry Gunawan (Henry Yin) dikenal di dunia cupang internasional. Setidaknya sampai tahun 2006 cupang serit milik Walet Fish Collection, Batang, Jawa Tengah telah memenangkan gelar kehormatan Grand Champion pada kontes bergengsi Aquafair 2006 di Malaysia dan Aquaria 2006 di China.

Terinspirasi dengan sejarah crowntail, BMII kepanjangan dari Betta Mania Independen Indonesia mencoba mengangkat kembali kejayaan tersebut dan ingin mengajak semua pecinta ikan cupang hias Indonesia untuk mencintai hasil karya anak negeri ini. Ini tergambar jelas dari logo BMII berupa paduan teratur warna merah putih dan skets crowntail di tengahnya. Setidaknya demikian penjelasan yang diberikan oleh Anton Karnawan (atau akrab dipanggil Boston-red) dan Harry Setiawan, Ketua BMII 2009 - 2011 tentang BMII dan visi untuk memajukan kembali dunia Ikan Cupang Hias Nasional yang sempat terombang-ambing.

BMII dibentuk oleh sekelompok hobiis, peternak, dan pemain kontes cupang hias dari Jakarta, Malang, Bandung dan Yogykarta. Gagasan awal yang menjadi landasan utama dari BMII adalah membangun suatu komunitas ikan cupang hias yang bersifat mandiri dan Independen yang akan menjadi lokomotif pengembangan ikan cupang hias di Indonesia dengan meningkatkan potensi dasar dari potensi sumber daya manusia yakni petani ikan cupang hias di Indonesia.

Tahun 2010 adalah tahun kebangkitan ikan cupang hias nasional, dan mudah-mudahan fondasi yang sudah dibangun bersama ini akan terwujud. Dan di tahun 2011, Indonesia bisa kembali berkibar di dunia internasional, semoga” jelas Ayi, panggilan Harry Setiawan mengenai visi dan misi yang coba dibangun bersama BMII. “Manfaat ini akan terus terasa dan sinambung untuk penerus yang memang lekat dengan budaya anak negeri ini, dukungan semua pihak sangat dibutuhkan.”

Satu tahun berkiprah, dimulai dari sebuah obrolan serius di Bandung, BMII kini mulai menancapkan visi dan misinya bagi kemajuan Ikan Cupang Indonesia. Memang masih panjang perjalanan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Mulai dari stabilnya penjualan ikan cupang guna meningkatkan kesejahteraan petani, konsistensi pengadaan kontes dan mempererat tali silaturahmi antar petani (peternak), adalah keinginan yang ingin dicapai melalui dukungan semua pihak yang terlibat.

Sebagai suatu organisasi atau perkumpulan yang bersifat independen visi utama dari BMII adalah menjadi organisasi modern, profesional dan mandiri dengan meningkatkan segenap potensi dan sumber daya Indonesia. Kedepan BMII mempunyai misi untuk meningkatkan kesejahteraan petani ikan cupang hias dengan membangun suatu industri ikan cupang hias di Indonesia secara profesional dan mandiri.

Kontes Ikan cupang hias adalah lokomotif yang akan menggerakkan industri ikan cupang hias di Indonesia dan atas dasar itulah maka pijakan awal sebagai bagian dari pencapaian visi dan misi utama BMII adalah membuat suatu kontes ikan cupang hias yang berkesinambungan dengan standar yang dibangun oleh potensi sumber daya Indonesia, tanpa bergantung oleh negara lain. Dengan bergeraknya roda lokomotif pengembangan cupang hias di Indonesia maka diharapkan industri ikan cupang akan terus tumbuh dan bergerak dengan potensi sumber daya Indonesia yang menjadi subyeknya.

Betta Mania Independen Indonesia (BMII) adalah suatu wadah atau perkumpulan bagi penggemar ikan cupang hias di Indonesia. Pertama kali didirikan di Jakarta, pada tanggal 26 April 2009 yang ditandai dengan dimulainya kontes perdana BMII I di Raiser (Pusat Promosi Ikan Hias), Slipi Jakarta Barat. Sejarah, bahwa slipi tak bisa dihapuskan dengan perkembangan ikan cupang.

Sampai saat ini masih dapat ditemui di sepanjang Petamburan sampai kota bambu, dimana tersebar kolam-kolam bekas pemeliharaan ikan cupang, sampai bidang usaha pendukungnya. Ini yang coba diangkat melalui kegiatan Ulang Tahun ke-1 BMII. Dengan dasar itulah dipilih Pusat Promosi (raiser) ikan hias Slipi sebagai tempat penyelenggaraannya. Dan mudah-mudahan melalui kontes BMII 1st Anniversarry, kita bisa rebut kembali kejayaan itu ke negeri ini.

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

Monday, April 19, 2010

Cara Termudah Membuat Pencatatan Perkawinan Ikan Cupang

Gue orang yang punya banyak kekurangan, salah satunya adalah sifat pelupa. Udah gak keitung lupa apa aja. kadang lupa bawa dompet, lupa bawa duit, lupa kerjaan... banyak dah.

Tapi untuk hobi baru gue ini, ada sedikit perubahan terjadi. disamping banyak juga masukan dari teman-teman sesama pecinta Cupang.

Gue mulai catetin tuh contekan yang gue dapet secara serabutan. Mulai dari catetan tentang Genetika, Air, Penyakit... sampe yang terakhir bikin pencatatan line dan spawn log (breeding).

Untuk mempermudah ingatan ada satu metode yang gue anggap paling mujarab dalam melakukan pencatatan perkawinan (pembiakan cupang). Gue melakukan pembiakan disesuaikan dengan jadwal kontes (baik regional, maupun Nasional), yah minimum kontes yang sekitaran pulau Jawa aja. kalo gak ada, baru tanggal kontes di daerah lain yang jadi acuan.

caranya mudah:
Penamaan lubuk, gue pake kode
DEPOK ABC 1 - n,
BEKASI 1-n,
FATMAWATI LG 1-n,
CIPUTAT 1-n, sampe terakhir
PENINGGILAN APR 1-n.

toh kalo gue lupa, tinggal calling temen2, tentang pelaksanaan waktu kontes

ini juga gue lakukan setiap ada ikan baru (beli or dikasih)

contoh:
EL CT00015 :
Kode, JAYA 5. jenis: Platinum CT. Age: 5 Months, Size: 5 cm. Date: H-7 FATMAWATI LG dan seterusnya.

Tar pas ngawinin enak juga itung2an umurnye, dan kodefikasinya

contoh:
Lubuk CIPUTAT 1

PK 1 pairs: (JAYA 1) Blue Marble Male (size, age) X (AMAN 1) Red Dragon Female (sex age), experimen No: 9, P0 (Parental)

artinya:
ikan cowok yang gue dapet dari Jaya gue kawinin sama ikan cewe dari aman. status mereka dalam line adalah parental.

Lubuk CIPUTAT 2
HM Pairs 2: (Nino 1) Black Copper Male (5,5 cm, 6 months) X (Deddy 1) Abu (Steel Blue) Female (5cm, nn) Experimen No. 10 (Parental)

Ikan Cowok gue lupa dari mana, cewek dikasih Deddy. Parental dan dikawinin pas kontes ciputat.

Beberapa teman menyarankan melakukan pencatatan reguler untuk semua ikan gue. menyenangkan memang.


terus gimana cara anda?

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

Slipi dan Perkembangan Cupang Hias Indonesia (Bagian 2 - tamat)

Pada pertengahan tahu 1990-an ikan cupang mulai di konteskan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. semenjak adanya kontes konsep ikn cupang dahulu sebagai ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias.

Kontes ikan menjadi lebih semarak sejak ada pembagian kategori warna dan bentuk sirip. untuk warna ikan cupang jenis serit mempunyai dasar warna terbanyak. bahkan untuk dasar ukurannya ada yang ukuran besar (senior) dan kecil (junior).

Cupang serit merupakan cupang asli Indonesia dan merupakan cupang yang dikembangkan pertama kali oleh peternak-peternak Indonesia. Siripnya yang serupa jarum atau berserit yang merupakan kepanjangan tulang sirip. Cupang serit merupakan kebanggaan bangsa Indonesia dalam memberikan sumbangan pada dunia cupang internasional. Hingga kini Indonesia dikenal sebagai penghasil cupang serit terbaik di dunia. Dalam setiap ajang kontes internasional cupang serit Indonesia selalu merajai kontes kategori serit, bahkan cupang serit milik Walet Fish Collection, Batang, Jawa Tengah telah memenangkan gelar kehormatan Grand Champion pada kontes bergengsi Aquafair 2006 di Malaysia dan Aquaria 2006 di China.

Bermula pada tahun 1997 dari bilangan Haji Ten, Jakarta Timur peternak andal Indonesia Ahmad Yusuf menyilangkan indukan impor Thai berwarna biru yang memiliki ekor delta dan bergerigi (biasa disebut gir oleh kalangan peternak lokal). Setelah beberapa kali dikawinkan maka terciptalah cupang serit yang pertama dengan warna biru, hijau, abu-abu dan maskot (Cambodian).

Untuk pertama kalinya pada bulan Agustus 1998 cupang serit turun dalam ajang kontes cupang di Pondok Indah Mall Jakarta. 2 ekor cupang serit warna hijau dan maskot walaupun tidak menjadi juara, namun telah mengundang sensasi, karena cupang tersebut berbeda dari kebanyakan cupang ketika itu yang berekor lilin atau slayer. Cupang serit dua tersebut diminati karena bentuk siripnya yang unik seakan-akan ikan yang sobek dan rusak.

Pada bulan Mei 1999 sebelum pemilu, peternak Slipi, Jakarta Barat mulai mengambil indukan cupang serit dari Yusuf. Mulailah Kamil dan kawan-kawan di.Slipi mengembangkan cupang serit dan menjadikan Slipi sebagai sentra cupang serit nasional hingga kini. Dalam perkembangannya serit berkembang menjadi serit dua, empat hingga serit enam belas. Dan muncul pula varian serit balok, serit balon dan serit silang.

Fenomena serit silang telah mengangkat nama Henry Gunawan atau Henry Yin dikancah percupangan internasional sekaligus mengangkat nama Indonesia dipercupangan hias dunia. Serit silang berwarna merah hasil ternakan Subur Jaelani atau lebih dikenal sebagai .Asiong, asal usulnya pun berasal dari Ahmad Yusuf yang dibeli oleh hobbiis pemain kontes Pohin dan diberikan kepada Asiong untuk dikembang biakan dan disilangkan. Hingga kini serit silang berharga tinggi dan sangat dicari-cari oleh para hobbiis karena belum dapat diturunkan secara terus menerus. Seekor serit silang bisa berharga diatas jutaan rupiah. Karena ekornya yang silang melengkung menyerupai mahkota raja serta masih sangat sulit diperoleh serit silang dinamakan King Crowntail atau rajanya cupang serit.

Bisa terlihat, bagaimana Slipi tidak bisa dipisahkan dari Cupang, dan apakah sejarah baru dalam Perkembangan dunia Ikan Cupang Hias akan kembali terjadi? kita buktikan saja pada tanggal 24-25 April 2010 nanti

Sayangnya beberapa narasumber lain yang saya minta secara paksa dan bujukan tidak memiliki dokumentasi pendukung untuk ini. Untuk itu melalui artikel yang saya susun secara serampangan ini, saya mengajak teman2 untuk melengkapi dan memperkaya khazanah pengetahuan kita.

sumber bacaan:
Atmadjaja, J. dan Sitanggang, M. Panduan Lengkap Budi daya & Perawatan Cupang Hias, hal 13 - 15, Jakarta, Agromedia, 2008

http://www.inbs-club.com/phpbb/viewtopi ... 856#p17481

http://books.google.com/books?id=N5jc0h ... PI&f=false

http://jurnalmedika.com/edisi-11-2009/1 ... -sppd-khom

http://sucipto.web.id/info/category/sejarah/page/6/

http://hkbp-slipi.blogspot.com/p/sejara ... pi_24.html

http://artikelindonesia.com/search/Seja ... -+Forum+...

http://infoikancupang.blogspot.com/2009 ... nesia.html

http://dev.progind.net/modules/smartsec ... itemid=117

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

Menjelang 1 Tahun BMII: Slipi dalam Sejarah (Bagian 1)

Slipi, daerah yang kini diidentikkan dan sering diplesetkan berasal dari kata “sleepy” yang berarti ngantuk. Bagaimana tidak? Bentuk bidang jalan yang lurus dan panjang kerap membuat para pengguna kendaraan mengantuk, ditambah situasi jalan yang padat dan tak pernah luput dari kemacetan kota. Jumlah kecelakaan-pun bisa dibilang tidak sedikit. Tapi dibalik itu semua, ternyata Slipi menyimpan sejumlah kisah dan sejarah bangsa Indonesia.

Beberapa saat kedepan daerah ini akan menjadi bagian dari sejarah bangkitnya dunia ikan hias, khususnya Ikan Cupang (Betta splendens, Regan 1910). Berikut ini adalah beberapa data dan fakta sejarah yang berhasil dihimpun oleh pewarta indipenden dan sukarela tentang Slipi.

Slipi Djaman Doeloe Kala (Era Kolonial Inggris dan Belanda)

Semenjak pendudukan kolonial Inggris, Slipi sudah terkenal sebagai salah satu pusat niaga di Batavia. Mulai dari saudagar Arab dan Tionghoa, sampai pelaut nusantara dari Batak dan Bugis selalu menyempatkan untuk singgah dan berniaga ke tempat ini, menjajakan komoditas khas dari wilayahnya masing-masing. Tempat ini dianggap paling netral ketimbang pelabuhan sunda kelapa, salah satunya karena harga yang ditawarkan kadang jauh lebih rendah dari harga di pelabuhan. Petani teh dan kopi dari Ancol, Bogor sampai cianjur juga tak pernah melewatkan melakukan penjualan hasil buminya di wilayah ini. Kain Arab, keramik Tionghoa akan ditukar dengan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Gubernur jenderal Deandles (sampai 1811) menetapkan Slipi sebagai kawasan Niaga, sebelum kemudian digantikan oleh Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles (Raffles – 1811 sampai 1816), Batavia di bawah kendali Inggris. Pelabuhan Sunda Kelapa dianggap tidak aman, karena sering terjadi pemberontakan warga Indonesia. Dan bermulalah kehidupan multi-etnis di wilayah ini. Raffles kemudian meletakkan dasar kebijakan ekonomi untuk pulau jawa, terutama Slipi. Sebagian tanah di batavia dikenakan landeelicjk stelsel atau sewa tanah. Sedangkan di priangan masih ada yang menganut preanger stelsel (atau tanam kopi paksa). Makanya banyak petani priangan yang menjual kopinya di Batavia.

Disinilah kemudian saudagar dan pelancong luar mengadakan perjanjian sewa tanah dengan pemerintah kerajaan Inggris dan mulai menetap di Batavia (Slipi). Sistem sewa tanah dilakukan dengan memberlakukan fungsi pengawasan Residen (pendamping bupati), pengawas penghasilan yang diperoleh dari tanah (opzieners der landeelicjke inkomsten) dan pengawas pamong praja (controleur van het binnenlands bestuur).

1816, kekuasaan politik di Batavia kembali ke pemerintah kolonial Belanda melalui VOC. Sistem ekonomi berubah total. Pada tahun 1830, Gubernur Jenderal van den Bosch menghapuskan sistem sewa tanah yang terus berlaku selama kepemimpinan 5 gubernur jenderal sebelumnya. Tanah boleh dimiliki oleh warga keturunan yang ada di Jawa, hanya pemilik tanah akan dikenakan pajeg dan cuke. Di beberapa daerah pajeg dan cuke dikenakan secara tidak merata. Ini kemudian yang menyebabkan terjadinya pergolakan. Sastrakusuma, mandor priangan termasuk korbannya.

22 Juli 1913, pergolakan dan kerusuhan terjadi di Slipi. Cuke yang dikenakan dari warga keturunan (multi-etnis) naik sampai 200%. Pamong praja kadang berlaku seperti tuan tanah memberikan pungutan pajeg sekena hati tau khan kenapa sampe sekarang kelakuan pamong praja gak pernah bener, itu karena warisan kumpeni. Salah satu bentuk kesewenangan ini secara legal disetujui oleh pemerintah belanda. Ambil contoh kasus penyelesaian sengketa di Tanah Abang dan slipi dengan “Patahkan saja Leher Tuan tanah satu” (termuat dalam Surat Residen Batavia kepada Gubernur Jenderal , tanggal 10 September 1913 No. 367 dalam Mailrraporten 1913.13 ARA).

Slipi, Peradaban Multietnis, Multibudaya, dan Multikuliner

Slipi, memang salah satu bagian di kota batavia yang dihuni oleh multietnis, namun karena ke-strategis-an tempatnya niaga berkembang pesat di wilayah ini. Ini juga yang kemudian menyebabkan perkembangan kehidupan multietnis juga. Adanya peleburan budaya, dan tentu saja terciptanya variasi kuliner yang luar biasa. Sebut saja beberapa seni seperti, Gambang, Cokek, Tanjidor dan pertunjukkan seni sering diadakan di pusat pasarnya, untuk menghibur para noni-noni, saudagar Arab dan Tionghoa. Perkawinan antar etnis juga kerap terjadi, walau diwarnai dengan pro dan kontra. Ini juga yang mengakibatkan leburnya beberapa menu masakan baru seperti; Pucung Ikan Gabus, Sambel Godog, Ketan Urab, Pindang Srangi, Sate Pentul, Rujak Juhi, dan Sate Asem Betawi. Cara berpakaian dan lain-lain.

Gelar seni pencak kerap juga dilakukan. Satu yang menarik perhatian adalah lahirnya Gerak Saka. Diambil dari bahasa sunda (Jawara Sunda yang disewa residen buat narik pajeg) singkatan dari Sakadaekna (bahasa Sunda) yang artinya sesukanya. Semula memang bela diri internal keluarga menak Sunda keturunan Prabu Siliwangi, kata Sani. Raden H Muhammad Sjafe'i (1931-2001) adalah orang yang membawa bela diri tradisional ini ke Batavia dan mengubah nama Gerak Gulung Bumi menjadi Gerak Saka. Bang Pe'i, demikian Muhammad Sjafe'i biasa disapa, belajar dari salah seorang kerabat istrinya, Raden Widarma. Bang Pe’i yang keturunan Pandeglang ini mengembangkannya di Daerah Petojo. Ilmu ini kemudian diwariskan ke H Abdullah di Condet dan H Nunung di Rawa Belong, yang lalu membentuk Gerak Sanalika.

Kenapa harus berkelahi? Pusat perkembangan niaga juga memicu munculnya aktifitas lain, sebut saja sabung ayam, minum-minum, dan terakhir Adu ikan cupang. Pelancong-pelancong kadang membawa ikan yang terkenal agresif ini dari pulau Borneo dan dan Bumi Andalas dan di tarungkan di Slipi.

Tak jarang bila jawara yang turun mengadu ikan harus berakhir dengan perkelahian, karena tak terima kekalahan ayam atau ikannya. Daripada harus mondar mandir Andalas dan Borneo, beberapa keturunan Tionghoa kemudian mengembangkanjenis ikan ini di sekitaran Slipi. Kegiatan ini bertahan sampai sekarang dan menjadi budaya tak terpisahkan dengan Slipi. Untungnya budaya berkelahi tidak diwariskan juga.

Para Jawara yang pada perkembangan pemerintah kolonial waktu itu dinilai meresahkan mulai diberantas habis-habisan, karena dianggap sebagai biang onar dan di cap sebagai penjahat. Ini yang menyebabkan beberapa pendekar memilih menyingkir dari pusat kota, dan kembali ke pinggir-pinggir kota sambil terus mewariskan ilmu tersebut ke anak cucunya secara rahasia.

Jadi, Slipi memang tak bisa dipisahkan dari Sejarah Ikan Cupang itu sendiri

Slipi Era Kemerdekaan: 1945 - Now dan Pesatnya Pembangunan.

Seperti diungkapkan sebelumnya, tumbuh berkembangnya komunitas multietnis di Ibukota juga terjadi di Daerah Slipi. Untuk menjaga kerukunan Umat beragama, banyak juga berdiri beberapa bangunan ibadah. diantaranya yang berhasil dihimpun dari info yang berserakan.

a. HKBP Slipi. (1963 - now)

Gereja HKBP Slipi yang terletak di Jln. Anggrek Cendrawasih Blok K No. 11 Jakarta Barat, berdiri pada tanggal 06 Oktober 1963. Pendirian gereja ini diprakarsai oleh beberapa keluarga Kristen Batak yang bertempat tinggal di sekitar Slipi, Palmerah dan Petamburan wilayah Jakarta Barat.

Langkah pertama yang dilakukan mereka adalah membentuk kebaktian (parmingguan) dari rumah ke rumah (pada bulan Agustus 1963), yang dilayani oleh Parhalado HKBP Kernolong Jakarta Distrik VIII Jawa - Kalimantan. Kebaktian dari rumah ke rumah ini kemudian pindah ke Gedung Sekolah SMP Negeri 16 Palmerah, Jakarta Barat selama setahun.

Sejalan dengan perkembangan jumlah jemaat dan telah tersedianya lahan untuk pembangunan gereja, maka dipikirkan bagaimana membangun sebuah gereja yang nyaman untuk tempat beribadah. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dibentuklah Panitia Pembangunan masa bakti 1963 - 1964, yang diketahui oleh BPT Hutauruk, Wakil Ketua W. Marpaung, Bendahara P. Hutasoit, dibantu oleh beberapa anggota jemaat. Kendatipun Panitia telah bekerja keras, namun mereka belum berhasil mendirikan bangunan gereja yang layak.

Langkah kedua yang dilakukan adalah mengusulkan status parmingguon menjadi Huria Nagok. Pada tanggal 18 Nopember 1964 Ephorus HKBP pada saat itu, Pdt. Ds. T. Sihombing, secara resmi mengukuhkan HKBP Slipi menjadi anggota Gereja Ressort HKBP Kernolong. Beberapa waktu kemudian, dengan terbentuknya Ressort HKBP Petojo pada tanggal 30 April 1967, maka HKBP Slipi dialihkan menjadi pagaran Ressort HKBP Petojo.

Dengan pergumulan dan usaha yang dilakukan oleh Pemrakarsa Gereja HKBP Slipi ini, maka pada tanggal 07 Juni 1965 HKBP Slipi memperoleh sebidang tanah dari Pemerintah melalui Departemen Pekerjaan Umum seluas 720 m persegi di Blok K No. 11 Slipi, Jakarta Barat.

b. Dokumen Slipi (1968)

Dalam dokumen yang disebut "Dokumen Slipi" yang berisi hasil pemeriksaan Bung Karno sebagai saksi ahli dalam perkara Subandrio dan merupakan kesaksian terakhir BK (1968), "...1 Oktober 1965 bagi saya adalah malapetaka, karena gerakan yang melawan G30S pada 1 Oktober 1965 itu telah melakukan pembangkangan terhadap diri saya, sejak saat itu gerakan yang melawan G30S tidak tunduk pada perintah saya, maka saya berpendapat G30S lawannya Gestok...". Jika dokumen ini memang benar adanya, hal itu sesuai dengan seluruh perkembangan kejadian serta analisis BK tentang G30S tersebut di atas. Brigjen Suparjo segera menghentikan gerakan G30S sementara Mayjen Suharto meneruskan Gestok-nya. Tetapi sejarah juga menunjukkan bahwa Presiden Sukarno tidak mengambil tindakan apa pun terhadap jenderal yang satu ini, justru melegitimasi dengan mengukuhkan kedudukannya. Sebenarnyalah peristiwa G30S di Jakarta hanya berlangsung selama satu hari, sementara di Jawa Tengah yang tertinggal itu berlangsung beberapa hari (sesuatu yang aneh dan perlu dikaji lebih lanjut). Gerakan selanjutnya, yang disebut BK Gestok, dilakukan oleh Mayjen Suharto dengan menentang dan menantang perintah Presiden dengan menindas PKI dan gerakan kiri lainnya, membantai rakyat dan pendukung BK, ujungnya menjatuhkan Presiden Sukarno. Inilah tragedi sebenarnya dengan pembukaan pembunuhan enam orang jenderal dan seorang perwira pertama oleh pihak militer sendiri. (Dari berbagai sumber).

c. Bicara Kanker, Bicara Slipi
Kalo ada kasus penyakit Kanker yang terbayang pertama adalah Slipi dan Rumah Sakit Kanker Dharmais. coba simak beberpa kutipan berikut:

Adalah kelompok Tim Kanker Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Para dokter yang tergabung dalam kelompok tersebut, termasuk Prof. DR. Dr. A. Harryanto Reksodiputro, SpPD-KHOM, atau yang lebih akrab disapa Prof. Arry, memberikan pelayanan kepada pasien kanker yang berasal dari seluruh Indonesia di rumah sakit tersebut. Namun demikian, pelayanan kepada pasien kanker saat itu terhambat oleh belum adanya fasilitas yang memadai dan masih ditangani oleh bagian yang terpisah-pisah, misalnya kanker serviks oleh bagian obsgin, kanker nasofaring oleh bagian THT, kanker prostat oleh bagian urologi, dan sebagainya. Sedangkan dalam pengobatan kanker diperlukan penanganan yang terintegrasi. Oleh sebab itu, semua dokter yang tergabung dalam kelompok tersebut bercita-cita memiliki rumah sakit yang khusus menangani kanker.

Pada saat itu, kebetulan salah satu keluarga jauh Presiden Soeharto menderita kanker dan harus berobat ke luar negeri. Kepada presiden, Prof. Arry menceritakan proses pengobatan kanker di luar negeri dan kesulitan RSCM menangani pasien kanker dengan baik. “Meski ada tenaga ahli, tetapi karena sulitnya melakukan koordinasi sehingga sulit menghasilkan penanganan yang maksimal.” Mendengar masukan tersebut, presiden meminta beliau untuk memikirkan model rumah sakit kanker. Prof. Arry yang kala itu masih bergelar doktor menghubungi para pakar di FKUI dan meminta nasihat Departemen Kesehatan serta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya rumah sakit kanker yang diberi nama Rumah Sakit Kanker “Dharmais” berdiri pada 30 Oktober 1993.

Kemudian terbentuklah tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit kanker pada bulan Oktober 1988. Usulan tersebut dapat diselesaikan pada bulan Desember 1988 dan diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 8 Januari 1999

Tadinya Rumah sakit ini ditujukan khusus untuk anggota Partai Politik besar pada waktu itu (baca: Golkar) dan keluarga Cendana saja, atau harus ada rujukan dari Dokter di RSCM. Namun sejak tahun 1999 pula, kemudian Rumah Sakit Dharmais dibuka layanan untuk umum.

d. Slipi dan Reformasi (1998)

Beberapa media berhasil meliput tentang dampak kejadian seputar Reformasi di Indonesia. beberapa konflik dan kerusuhan kerap terjadi. Diantaranya di gadang atas dasar perbedaan ras, suku dan agama. Ini adalah satu era kekelaman bagi kehidupan bangsa Indonesia sebagai akibat dari satu kata yang sampai sekarang tabu untuk saya mendengarnya "Provokasi".

Tragedi Semanggi, Tragedi Trisakti. secara langsung ataupun tidak berimbas pada kehidupan multietnis di Slipi. Kehidupan damai sudah sangat ditemui di Jakarta. Mulai dari pembakaran kendaraan mewah, kendaraan umum, penjarahan toko dengan dalih bukan pribumi. Semua kejadian sangat merusak sendi kehidupan, dan seketika menghentikan denyut nadi ibukota. Imbasnya bisa terasa, Dolar yang dulu bisa ditukar dengan seribu rupiah, sempat terombang - ambing diangka 10.000 sampai 14.100 (data BEJ 1997 - 1998). Bukan hanya perekonomian yang ambruk, tapi kehidupan ikut didalamnya

Tragedi tanggal 13-15 Mei 1998, yang menurut catatan tim Relawan untuk Kemanusiaan itu menewaskan 1.217 orang, 91 terluka, dan
31 orang hilang, telah menghancurkan kepercayaan kepada negara,
membiakkan prasangka, melantakkan perasaan sebagai manusia, dan
menggelembungkan negativitas yang tidak sanggup didefinisikan oleh
diri sendiri, tetapi oleh sesuatu di luar diri, yakni dampak yang
ditimbulkannya. Terutama yang menyebabkan kerusakan total dari hidup kebersamaan: peristiwa pemerk@#%$n dan peng@#%^$n sek$%#l terhadap para perempuan etnis T di Jakarta, yang terlacak hampir sebulan setelah peristiwa itu.

Berikut kutipan beberapa testimoni para pelaku langsung yang ditemui ketika itu:

Seperti dikemukakan seorang ibu di kawasan Slipi, yang dijumpai
beberapa waktu silam. "Setiap memasuki bulan Mei, hati saya tidak
keruan. Tapi ya mau apa lagi, anak saya tidak akan hidup lagi, dan
hidup harus dilanjutkan. Saya tidak bisa ikut macam-macam karena kalau enggak jualan sehari saja, semuanya pasti terganggu. Biaya hidup mahal, sewa rumah naik terus, biaya sekolah anak-anak juga. Untuk makan kita numpang dari jualan ini. Orang seperti kita enggak boleh sakit, enggak ada ongkosnya."

Perempuan itu berdagang ketupat sayur. Suaminya buruh serabutan.
Mereka mengontrak sepetak rumah di kawasan Slipi, di lingkungan yang
sangat kumuh. Keluarga itu menemukan anak perempuannya yang berusia 10 tahun tewas sambil memeluk boneka di Pusat Perbelanjaan Slipi Jaya pada petang tanggal 14 Mei tahun 1998.

Biarlah semua menjadi nota hitam dalam catatan sejarah kita.
Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

Peninggilan dan Masa Depan Cupang Hias Indonesia

Bogor, 19 April 2010

Pertama kali gue nginjekin kaki di salah satu sudut Tangerang ini, kesannya panas banget. beda ama rumah di Bogor. Emang sih gue datengnya jam 1 siang....karena takut nyasar, aye terus kontek2an ama bang Yoxx and Agie. salah dua temen yang ngenalin gue ada yang namanya kontes ikan cupang hias ... Beberapa kali Agie mengajak gue ikutan, cuma karena jauh (Purwokerto, Tulung Agung) yah menitipkan saja, itung-itung carpeng (cari pengalaman) modalnya ikan-ikan seadanya yang gue dapet di pasar pagi.

Juga ketika kontes regional Peninggilan diadakan (kalo gak salah bulan Januari). Gue nekat pengen tau ah suasana kontes. Bergegaslah gue cabut bareng bini, bermodalkan alamat yang gue gak pernah tau sebelumnya. Tapi ternyata, Peninggilan menyimpan banyak banget potensi.

Terlepas dari suasana kontes pada waktu itu, gile masih ada kebonan luas. Jejeran akuarium penuh burayak, n induk jantan yang lagi jagain anaknye. bener2 kayak orang norak, gue gak peduli hiruk pikuk panitia mengumumkan hasil kontes, yang gue tau ada ikan gue yang waktu itu didaftarkan atas nama Agie masuk nominasi... asli seneng banget.

Dan pertama kali juga gue dikenalin agie sama beberapa Petani, dan Peserta kontes pada waktu itu. cuman Bag Usin yang waktu itu nyangkut di kepala (maklum otak gue dikit). Kesan pertama dari komunitas cupang ini, hangat, akrab dan friendly. Gue demen ama yang kayak gini. Mbak eto, satu2nya ornag paling cantik dalam komunitas tersebut, gak sungkan2 nawarin rambutan hasil jarahan salah satu anggota komunitas. Sayangnya gue gak demen rambutan.

Kemarin, Kunjungan gue yang kedua. Gue belain konvoi bareng Bang Zaldi... (beberapa kali bang Z kudu berenti nungguin gue yang lelet bawa motornye... gue kalo bawa motor kayak bawa gelas... pelan boss, secara orang jawe gitu loh... alon-alon asal klakon. satu yang pasti kenapa gue pengen balik lagi ke tempat ini. Kangen. apalagi ama tongseng di sebelah Pom Bensin-nya

Terus udah beberapa kali Lana, Om Boy, Temen2 BBP ngajak maen. Walaupun Bokek... cuek ajah, turun dan meramaikan, itu pasti (gak ngarep juara dah). dan Kontes kemarin jadi momen yang tepat.

Ada sedikit yang berubah... disono ada bekas bak mandi yang isinya burayak naga warna warni.

Pas gue lagi asik ngeliat burayak2 itu, Ada 3 anak kecil usia 6 - 12 tahun yang menyapa... Bang, kalo mau bahan dragon banyak tuh di gelas aqua, baru naek lubuk.

Kaget dong gue, wew, anak sekecil itu udah kenal lubukan? pertama gue acuhin, tapi beberapa penjelasan mereka tentang ikan cupang jelas jauh diatas pengetahuan gue tentang Cupang hias ini.

Mereka gak segan nerangin masalah warna pada ikan cupang, kelebihan, form, pakan dan lain-lain. ala mereka. Salut gue sekaligus malu (ini jadi motivasi gue buat terus menekuni ilmu satu ini). gak cuma ke gue, tapi juga ke orang-orang yang datang melongok botol2 aqua itu.

banyak cara yang mereka tawarkan untuk menarik perhatian gue.

"[i]Bang, kalo gak buru-buru bisa keabisan loh, soale ikan disini cakep2[/i]"... diangkat salah satu botol dan ditunjukkan ke gue. "[i]Ini namanya black dragon moster, liat bukaan ekornya bang, umurnye baru 2 bulan, belum bisa turun di baby. tunggu gedean dikit lagi[/i]"

Emang, begitu gue perhatiin tuh botol, mereka gak bo'ong. Untuk upaya mereka gue acungin jempol. gue pilih macem2 warna waktu itu, bukan cuma untuk menyenangkan hati mereka. tapi karena gue demen juga ama ikan itu. sempet pilih2 ikan, n minta di pisahin tapi begitu ditinggal beli minuman... eh udah ada di tas orang lain

Antusiasme ini juga muncul ketika mereka berebut untuk mengemas ikan, slep, slep, slep... kerjanya sigap... walaupun masih ada kekurangan (ikatan plastik kurang mantap... tapi gue juga kayak gitu). sesekali kakak2nya turun untuk ngejelasin n ngajarin ke mereka cara mengemas yang benar (gue juga nyimak).

Satu yang pasti kesan gue begitu melihat ini. Optimisme bahwa Dunia ikan Cupang Hias Indonesia akan terus ada. Mudah2an antusiasme para cupanger kecil ini terus terjaga, tapi gue berharap mereka gak ninggalin bangku sekolahnya untuk hobi menyenangkan ini.

Salut buat Peninggilan dan generasi penerusnya, dan buat cupang Indonesia. dan buat gue... koleksi akuarium soliter gue nambah lagi warna-warninya, gak tau kalo suatu saat ikan di akuarium soliter gue bakal muncul di kontes-kontes ke depan.

Sekali lagi... Bravo

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it

Thursday, April 8, 2010

Kiat Sukses Wirausaha Cupang Hias

Kiat sukses berwirauasaha ikan cupang memang cukup menjanjikan, karena penggemar ikan yang satu ini bukan hanya dari kalangan anak-anak saja tapi juga dari kalangan dewasa pun sangat menyenangi jenis ikan hias ini,,, begitu pula dengan saya…dalam artikel ini yang akan kita bahas adalah kiat sukses berwirausaha ikan cupang.

Ikan cupang terbagi menjadi dua menurut fungsinya/variantnya yaitu:

1.cupang hias

Cupang hias merupakan jenis ikan cupang yang lebih cenderung digunakan untuk hiasan, bukan pajangan dinding atau hiasan lainya,,tapi cupang hias ini lebih cenderung menjadi hiasan aquarium, Cupang hias lebih cenderung mempunyai bentuh tubuh dan warna yang indah, biasanya cupang hias memiliki ekor yang panjang karena alasan itulah jenis dari cupang ini dijadikan cupang hias, pada artikel ini saya tidak akan menjelaskan apa itu ikan cupang secara mendetil ,,artikel berikutnya baru saya akan membahasnya secara mendetil.

Cupang hias pada kenyataanya sangat banyak yang menyukai dan memeliharanya, hal ini berarti suatu prospek bisnis untuk menjadikan cupang hias sebagai wirausaha kita yang baru, harga cupang hias dipasaran sangat variatif hal ini disebabkan banyaknya variant dari cupang hias tersebut, rata-rata harga cupang hias dipasaran berkisar antara Rp.10.000-Rp.500.000.

Memelihara cupang hias juga tidak sembarangan, ada trik dan cara husus untuk memeliharanya agar cupang hias terlihat menarik, jika kita terlihat menarik maka akan menarik minat para pembeli untuk membeli cupang hias anda, hal ini dilakukan karena banyaknya persaingan dalam hal wirausaha ikan hias ini, mau tidak mau anda harus mempunyai cupang hias yang berkualitas dan dengan harga yang murah.

Rahasia berwirausaha cupang hias adalah anda harus mengembangbiakan cupang hias tersebut kerana jika anda membeli bibit cupang hias maka anda harus mengeluarkan modal secara terus menerus, asumsikan jika anda membeli satu ekor bibit cupang hias berumur satu bulan dengan harga=Rp.5000 dan anda harus memelihara cupang hias tersebut selama 3 bulan agar cupang hias tersebut mempunyai harga yang lebih tinggi karena sudah terhitung cupang hias dewasa, asumsikan jika anda menjual cupang hias tersebut dengan harga =Rp.10.000, anda hanya mendapatkan untung sekitar Rp.5000, bayangkan jika anda membeli ratusan bibit cupang hias berapa modal yang anda perlukan ketimbang anda harus mengembangbikan sendiri.

Indukan cupang hias mempunyai harga yang variatif, dalam hal ini saya akan memberikan kiat sukses berwirausaha cupang hias, hal ini pernah saya lakukan ketika saya menjadi peternak dan pewirausaha cupang hias, yang pertama adalah:

-jika target pasar anda bukan kolektor cupang hias atau target pasar anda hanya para penyenang cupang hias, belilah indukan cupang hias yang harganya berkisar Rp.10.000-Rp.50.000 saja, ingat anda bukan kolektor cupang hias tapi anda adalah pembisnis cupang hias, saya sarankan untuk membeli 5 ekor indukan cupang hias jantan, dan 10 ekor indukan cupang hias betina, pilihlah cupang hias yang menurut anda bagus dan menarik,dan perhatikan kerapatan sirip-sirip cupang hias tersbut,saat membeli indukan cupang hias jantan pilihlah yang berukuran besar, betina pilihlah yang sudah siap bertelur dan berkualitas,,karena pada cupang hias gen pada anakan cupang hias akan lebih cenderung mirip ke ibunya(sibetina),oleh karena itu carilah indukan betina yang benar-benar berkualitas.

-tempat untuk pemeliharaan cupang hias harus besar, usahakan menggunakan aquarium jangan menggunakan toples atau botol yang berukuran kecil, perkirakan saja wadahnya antara lebar 30 cm,tinggi 20cm,,jangan terlalu besar pula karena akan menghabiskan tempat dan saat penggantian airnya akan merepotkan..ya anda pikirkan permasalahan wadah ikan tersebut harus dapat mempbuat cupang hias tersebut merasa leluasa bergerak dan melebarkan sirip-siripnya.

-gantilah air tempat cupang hias berada sebanyak 1 atau 2 hari sekali, tergantung ukuran wadah tempat cupang hias tersebut dan kejernihan airnya,saat mengganti airnya guanakanlah air yang telah di enabkan atau jangan gunakan air yang langsung dari keran atau pam air karena ph air yang langsung dari keran atau pam sangat tidak sesuai untuk cupang hias, setelah air diganti sebelum cupang hias dimasukan taruhlah garam dapur sedikit saja sesuaikan dengan ukuran wadahnya, saya sarankan menggunakan sendok kecil untuk makanan anak-anak karena ukuranya sangat kecil dan mudah untuk mengatur banyak garamnya, hal ini dilakukan agar mencegah cupang hias dari penyakit.

-berikan Blitsitz atau rendaman daun ketapang, mungkin jika anda mencari daun ketapang sudah sangat sulit tapi sekarang ada gantinya yaitu blitsitz atau lebih dikenal dengan obat tetes ikan yang berwarna biru ,yang dijual di setiap took-toko ikan hias, harganya murah ko berkisar antara Rp.10.000-Rp.15.000, berikan blitsitz saat mengganti air dengan takaran satu tetes saja.

-pemberian pakan cupang hias, pemberian pakan lebih baik dilakukan 2 kali sehari, dan pemberian pakan lebih baik berupa jentik nyamuk yang masih berukuran kecil jangan gunakan jentik nyamuk yang berukuran bersar atau yang hamper menjadi nyamuk.

Cukup sekian dulu ya…mohon maaf saya akan menyambung artikel ini pada artikel berikutnya….nanti pasti saya lanjutkan ko…jika ada pertanyaan atau masukan tuliskan pertanayaan dan masukan di komentar…

terimakasih…

sumber: http://www.panduan-sukses.com/kiat-sukses-wirausaha-cupang-hias/

Knowledge is not mine and never be mine, it belongs to everyone who had will to have and spread it